Memeriahkan Tradisi Tujuh likur Warga Kampung Kenanga Antu Sias Membuat Gerbang Pelita
Lingga – Trustmedia.id – Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau setiap bulan suci Ramadhan tiba masyarakat menjadi tradisi membuat pintu gerbang yang dengan mengunakan lampu atau pelita Selasa 26/4/2022.
Tepatnya dalam rangka menyemarakan malam 27 Ramadhan 1443 Hijriah atau di sebut malam tujuh likur, sebagian warga kampung kenanga antu sias dan semangat mendirikan atau membuat pintu gerbang pelita.
Suhardi yang akrab di panggil x.zi Ketua pemuda mengatakan pembuatan pintu gerbang pelita ini sebetolnye sudah menjadi tradisi setiap tahunnya ape lagi malam 27 Ramadhan atau di kenal malam tujuh Liko ini sangat ditunggu – tunggu oleh masyarakat setempat atau masyarakat yang pulang dari perantauan,” ujar Suhardi.
Lebih lanjut Suhardi menuturkan para perantauan balik kampung dapat melihat lampu pelita dan pintu gerbang pelita ini, tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman ke zaman dari satu generasi ke generasi berikutnya.tapi hari ini sangat di sayangkan dan memperhatinkan sekali pembuatan pintu gerbang pelita makin tahun semakan hilang hanye tinggal beberapa RT saja yang masih menjaga tradisi ini dulu di setiap penjuru di kecamatan lingga membuat pintu gerbang, ” ungkap Suhardi.
Sehingga semaraknya dengan kegiatan pembuatan pintu gerbang dan pelita ini kami mengharapkan sekali mudah – mudahan pemerintah daerah melalui dinas terkait seperti dinas kebudayaan dan dinas pariwisata bisa menghidupkan kembali lagi tradisi pembuatan gerbang pelita ini sehingga tidak hilang seiring perkembangan zaman.padahal kita tahu dari tahun 2019 lalu dinas kebudayaan kabupaten Lingga mengatakan tradisi malam tujuh likur dan pintu gerbang sudah masuk dalam warisan budaya tak benda (WBTB) mudah – mudahan dinas menyiapkan anggaran setiap tahunnya,” kata Suhardi.
Supaya pintu gerbang dapat di perlombakan jadi ada semangat masyarakat utuk membuat pintu gerbang pelita ini.pembuatan gerbang ini tentunya banyak memakan biaya dan saya berharap tidak bedil saja yang diperlombakan tapi pintu gerbang juga di perlombakan,” imbuh Suhardi.
Tokoh masyakarat kenanga yang juga menjabat sebagai ketua RT yang akrab di sapa Said Mol, mengatakan menyambut positif dan mendukung sekali yang di lakukan sebagian warga kampung kenanga untuk membuat gerbang pelita tak di sangka warga masih ada yang semangat dan masih mau manjaga tradisi pembuatan pintu gerbang ini.Saya berharap tradisi ini terus tatap terjagela sampai ke anak cucu kita nantinya dan ada pintu gerbang ini silaturahmi semakin erat kerena saling bergotong royong satu sama lainnya mudah – mudahan pemerintah daerah mensuport,” ujarnya.
Selanjutnya Masdar atau yang akrab di panggil Jekstela selaku ketua pembuatan pintu gerbang kampung kenanga menanggapi masalah pintu gerbang ini sudah menjadi Iven tahunan setiap tahunnya di Negeri Bunda Tanah Melayu ini khususnya kita orang Melayu di Kabupaten Lingga memang sudah setiap tahunnya melakukan kegiatan pembuatan pintu gerbang pelita ini,”ungkap Jekstela.
Jekstela juga mengatakan seharusnya dinas kebudayaan dan dinas pariwisata mempasilitasi hal – hal sedemikian rupa dan dikemas sehingga bisa menjadi ajang promosi setiap tahunnya agar generasi kedepannya bisa mencontoh kita saat ini sebagai mana budaya – budaya dulu yang telah hilang.ini di ibaratkan batang terendam dan mari kita angkat kembali Khazanah – khazanah orang kita melayu yang berada di bumi tanah Melayu.Kalau perlu dinas kebudayaan dan dinas pariwisata siapkan anggaran setiap tahunnya sehingga tradisi pembuatan gerbang pelita ini bisa di perlombakan dan tradisi ini bisa tetap terjaga,” tutup Masdar.
Red 27 :004