Di Duga Melakukan Malpraktik, Pasien Rumah Sakit Permata Hati Metro Keluhkan Penanganan
Metro, Trustmedia.id – Warga Kelurahan Yosorejo Kecamatan Metro Timur, diduga menjadi korban malpraktik di Rumah Sakit Permata Hati Kota Metro. Korban berinisial S (51th) mengalami peradangan di lengan sebelah kiri usai menerima suntikan dari salah satu perawat rumah sakit Permata Hati Kota Metro. Rabu, (09/02/2022).
Sebelumnya korban datang ke Rumah Sakit Permata Hati Kota Metro pada Senin malam 7 Februari 2022 dengan diagnosis demam berdarah.
Hal tersebut disampaikan Bagus (26) anak korban yang mengatakan ayahnya mengalami pembengkakan pada tangan kiri usai mendapatkan suntikan di Rumah Sakit Permata Hati Metro.
“Senin malam ayah saya sakit, kami bawa ke Rumah Sakit Permata Hati Metro untuk dilakukan penanganan. Pagi hari saya melihat ada luka lebam di tangan sebelah kiri, saya tanya kepada ayah saya kenapa ada lebam, katanya habis disuntik, perempuan yang nyuntik,” kata bagus.
Ia juga menyampaikan, tidak ada konfirmasi atau izin dari pihak keluarga bila akan ada penyuntikan.
“Kami tidak diberi tau kalau mau disuntik, saya tanyakan kepada mereka, mereka bilang itu hal biasa kompres saja dengan air hangat. Tapi hingga sore hari kondisinya semakin memburuk dan luka bekas suntikan meradang, seperti luka bakar, setelah kondisi memburuk, pihak medis tidak ada yang mengaku siapa yang menyuntikkannya,” ucapnya.
Karena kondisi semakin memburuk, pihak Rumah Sakit Permata Hati Kota Metro menyarankan pasien dirujuk ke RSUD Ahmad Yani Metro untuk penangan lebih lanjut.
“Setelah memburuk, tidak ada yang mau ngaku siapa yang nyuntik, kami bawa ke RSUD Ahmad Yani Metro sore hari. Setelah dicek, tim medis RSUD Ahmad Yani Metro menanyakan bekas luka itu, pihak medis menyatakan terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan, di mana penyuntikan dilakukan pada saat trombosit turun, dan seharusnya dicek dulu baru disuntik. Pihak medis menyarankan untuk dilakukan pembedahan, bila tidak ingin terjadi hal yang fatal,” ucapnya.
Sementara itu, pihak medis di RSUD Ahmad Yani yang enggan disebutkan namanya membenarkan adanya kesalahan teknis dalam penanganan pasien S.
“Itu kan darahnya menggumpal, jadi akan kami konsultasikan dulu ke dokter bedah. Apakah akan disedot atau tidak gumpalan darah itu, agar pembengkakannya berkurang. Kalau penyebab bengkaknya itu kami duga saat trombosit turun, diambil sampel darah, tidak ditekan-tekan dulu aliran darahnya, langsung disuntikkan, maka itu terjadi pembengkakan seperti itu, tinggal kita lihat besok apa kata dokter spesialisnya,” tutupnya.
Red/adi