TrustMedia.id – (BANDAR LAMPUNG) – Lembaga Pengembangan, Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP4M) menggelar Webinar Nasional Strategi Pengembangan Daya Saing Perguruan Tinggi (PT) secara daring Jumat, (15/1/2021).
Dengan pembicara Dr. RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., dan Yulmaini, S.Kom., M.Cs., yang diikuti 93 peserta dari Lampung, Palembang, Bengkulu, Bangka Belitung, Baturaja, Padang, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Kepala LP4M IIB Darmajaya Dr. Sri Lestari, M.Cs. selaku moderator memandu webinar selama 90 menit.
Yulmaini mengatakan paradigma strategi pengembangan daya saing perguruan tinggi terjadi perubahan peranan perguruan tinggi di Era Revolusi Industri 4.0. “Perubahan tersebut mengubah perilaku masyarakat. Lingkungan bisnis menjadi semakin VUCA (volatile, uncertain, complex, & ambiguity),” ucapnya.
Ia melanjutkan kebutuhan industri akan kompetensi yang terjamin akan SDM, teknologi inovasi dan kebijakan manajemen yang sesuai dengan Era 4.0.
“Sistem pembelajaran/kurikulum yang terintegrasi dengan teknologi informasi merupakan keharusan di setiap perguruan tinggi. Inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan menjadi trend utama di masa ini yang perlu dikapitulasi oleh perguruan tinggi,” tuturnya.
Atas pertimbangan tersebut, dirinya melakukan penelitian Pengembangan Daya Saing Perguruan Tinggi Berbasis Riset, Kewirausahaan dan Teknologi Informasi (Implementasi Tata Kelola Perguruan Tinggi Melalui Metode Raise ++) bersama Dr. Anuar Sanusi, M.Si., dan M. Ariza Eka Yusendra, S.P., M.M.
“10 perguruan tinggi yang telah dilakukan observasi dan wawancara serta investigasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menghasilkan dokumen kebijakan Tata Kelola Perguruan Tinggi Berbasis Metode Raise ++ dan Aplikasi Penilaian Kinerja Penelitian,” bebernya.
Sementara, Dr. RZ Abdul Aziz, ST., MT., mengatakan dengan pandemi saat ini persaingan di dunia pendidikan semakin tinggi. “Institusi pendidikan harus bersiap diri dan melakukan transformasi organisasi untuk mencari keunggulan yang bisa menjamin terjaganya eksistensi institusi,” ucapnya.
Sejumlah besar siswa ragu untuk melanjutkan pendidikan ke luar provinsi ataupun luar negeri. “Banyak terjadi pemutusan hubungan kerja dan lulusan dari perguruan tinggi tidak terserap oleh dunia kerja,” kata doktor lulusan Jepang ini.
Ia menjelaskan terdapat beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi. “Lakukan perubahan budaya kerja dengan menciptakan suasana kerja yang sehat.
Reengineering proses bisnis dengan menentukan proses-proses apa saja yang ada di perguruan tinggi,” tuturnya.
Kemudian, dengan melakukan perbaikan content, penjaminan kualitas, dan penerapan Key Performance Indicator (KPI). “Perguruan tinggi harus memiliki nilai lebih sehingga menjadikannya unggul dan pilihan utama siswa,” tutupnya. (**)