Perhelatan Politik seyogyanya adalah Membangun Peradaban Bangsa
Pemikiran Jernih ,
SPDB Drs. Pangeran Edward Syah Pernong, S.H., M.H.
” Sultan Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong – Lampung ” .
Dalam menghadapi pemilihan kepala Daerah (Pilkada) di Provinsi Lampung, masyarakat tidak hanya dihadapkan pada dua calon gubernur dengan visi misi masing-masing, tetapi juga pada pemilihan bupati dan walikota di 13 kabupaten dan 2 kota. Pilkada merupakan bentuk nyata dari demokrasi yang memberi kesempatan kepada rakyat untuk menentukan pemimpin yang dianggap mampu membawa perubahan dan kemajuan bagi daerah.
Namun, di tengah persaingan politik ini, potensi konflik yang dapat memecah belah masyarakat kerap kali muncul [ atau sengaja diciptakan @ Red ]
Hal ini disebabkan oleh semangat berlebihan dalam mendukung calon , yang terkadang melibatkan pelecehan terhadap calon lain, misalnya dengan gambar atau ucapan yang tidak pantas. Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan kampanye damai sebagai landasan demokrasi yang sehat dan kondusif.
Demokrasi dapat diibaratkan sebagai cermin, di mana tindakan dan ucapan akan memantul kembali kepada kita. Jika kampanye diwarnai dengan kebencian dan fitnah, hasilnya adalah perpecahan yang meninggalkan luka di masyarakat. Sebaliknya, kampanye damai yang fokus pada gagasan dan program tanpa merendahkan pihak lain akan memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk merenungkan apakah pilihan kita dalam Pilkada ini mendukung persatuan atau justru menimbulkan perpecahan.
Para kandidat dalam Pilkada di Lampung harus menganggap provinsi ini sebagai “saung kuring,” tempat berteduh bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau golongan. Konsep “saung kuring” dalam budaya Indonesia melambangkan keramahan, di mana setiap orang bisa merasa nyaman dan aman. Demikian pula, Lampung harus menjadi rumah yang aman dan inklusif bagi semua warganya, baik penduduk asli maupun pendatang.
Para calon pemimpin harus menyadari bahwa mereka tidak hanya mewakili kelompok tertentu, tetapi seluruh rakyat Lampung. Oleh karena itu, visi dan misi yang mereka usung harus berfokus pada kesejahteraan bersama, memperkuat persatuan, dan kesetaraan. Menjadikan Lampung sebagai “saung kuring” berarti menciptakan ruang inklusif di mana setiap individu merasa dihargai dan hak-haknya dilindungi.
Dalam proses politik ini, ketenangan dan ketertiban harus dijaga. Para kandidat harus berkomitmen pada dialog terbuka yang solutif, serta menjunjung tinggi harmoni sosial. Lampung, sebagai pintu gerbang antara Pulau Sumatera dan Jawa, memiliki posisi strategis baik dari segi ekonomi maupun sosial. Dengan semboyan “Sang Bumi Ruwa Jurai,” yang menekankan pada persatuan dua suku, Pilkada di Lampung harus dilaksanakan dengan damai, sehingga demokrasi dapat berkembang secara sehat.
#Membangun Pilar Pembangunan Sumatera#
Salah satu tantangan besar dalam Pilkada Lampung kali ini adalah mengatasi jejak polarisasi yang terjadi selama Pilpres 2024. Polarisasi ini telah memecah belah masyarakat di berbagai daerah, termasuk Lampung. Meski Pilpres telah berakhir, bekas luka perpecahan tersebut masih terasa. Kondisi damai dan kondusif adalah syarat mutlak bagi pelaksanaan Pilkada yang aman dan lancar. Tanpa stabilitas, proses demokrasi akan terganggu, dan masyarakatlah yang akan menanggung akibatnya.
Penting bagi para kandidat dalam Pilkada Lampung untuk memprioritaskan stabilitas dan persatuan. Mereka harus mampu meredam konflik dan merangkul seluruh elemen masyarakat, sehingga Pilkada ini dapat menjadi momen pemersatu masyarakat Lampung. Dengan demikian, Pilkada bukan hanya sekedar pemilihan pemimpin, tetapi juga kesempatan untuk memajukan pembangunan Provinsi ini.
Sebagai Provinsi yang berbatasan langsung dengan Jakarta, Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Dengan posisi geografis yang strategis, Lampung dapat menjadi pintu utama bagi distribusi barang dan jasa antara Jawa dan Sumatera. Oleh karena itu, pemimpin yang terpilih harus memiliki visi yang jelas untuk memanfaatkan potensi ini dalam mempercepat pembangunan.
Pilkada Lampung juga harus dilihat sebagai bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, di mana Lampung diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak pembangunan wilayah barat Indonesia. Kepemimpinan yang kuat, komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, dan kemampuan untuk mewujudkan visi jangka panjang menjadi kunci penting bagi masa depan Lampung yang lebih cerah.
#Hindari Politik Identitas dalam Pilkada#
Politik identitas sering kali digunakan sebagai alat untuk memecah belah dalam setiap pemilihan, dengan mengeksploitasi perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Politik identitas seperti ini tidak hanya merusak tatanan demokrasi, tetapi juga mengancam harmoni yang sudah terjalin di tengah masyarakat.
Di Lampung, dengan semboyan “Sang Bumi Ruwa Jurai” yang menekankan persatuan dalam keberagaman, politik identitas harus dihindari.
Menghapus politik identitas dalam kampanye berarti mengedepankan program yang inklusif dan mampu menjawab kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Ini adalah langkah penting untuk mencegah polarisasi dan memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan sehat dan adil. Para calon harus menolak praktik politik yang memecah belah, dan sebaliknya, berusaha membangun narasi yang mempersatukan masyarakat.
Sebagai provinsi dengan kekayaan budaya yang besar, Lampung memiliki nilai-nilai lokal yang bisa dijadikan landasan dalam memimpin, seperti semangat gotong royong “sakai sambayan.” Dalam konteks pemerintahan, semangat ini berarti melibatkan semua elemen masyarakat dalam pembangunan dan mendengarkan aspirasi rakyat.
Pilihan masyarakat Lampung dalam Pilkada ini bukan hanya tentang memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan, tetapi juga merajut masa depan yang lebih cerah. Pemimpin yang terpilih harus mampu membawa Lampung menuju kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Dengan kampanye damai yang fokus pada gagasan dan solusi nyata, Pilkada ini dapat menjadi langkah penting untuk memperkuat demokrasi dan mempersatukan masyarakat Lampung.
Saya percaya bahwa Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi provinsi terdepan di Indonesia. Namun, potensi ini hanya dapat diwujudkan jika kita bekerja sama, menghormati perbedaan, dan menjunjung tinggi persatuan. Mari kita jadikan Pilkada ini sebagai momentum untuk membangun Lampung yang lebih maju, damai, dan sejahtera.
TABIK PUN .
Red. @Aldi . 03.001