*Keutamaan Amirul Mukminin sayyidina / Imam Ali bin Abu Tholib as..wasi dn ahlul bait nabi saww serta pintu gerbang ilmu nabi Muhammad saww اللهم صل علي محمد وال محمد وعجل فراجهم وارحمنابهم
Suatu hari, seorang pendeta bersama sekelompok orang Kristen datang ke Masjid Nabawi sambil membawa emas, permata, dan barang-barang berharga lainnya.
Pendeta itu menghadap jamaah yang hadir di sana (Abu Bakar juga ada di antara mereka) dan bertanya:
“Siapakah khalifah Nabi dan orang kepercayaannya?”
Maka jamaah yang hadir menunjuk Abu Bakar.
Pendeta itu menghadap Abu Bakar dan bertanya:
“Siapa namamu?”
Abu Bakar menjawab: “Namaku ‘Atiq’.”
Pendeta bertanya: “Siapa nama panggilanmu yang lain?”
Abu Bakar menjawab: “Nama panggilanku yang lain adalah ‘Shiddiq’.”
Pendeta bertanya:
“Apakah kamu punya nama lain?”
Abu Bakar menjawab: “Tidak, tidak pernah.”
Maka pendeta itu berkata:
“Aku kira orang yang kucari adalah orang lain.”
Abu Bakar berkata: “Apa yang kamu cari?”
Pendeta menjawab:
“Aku datang bersama sekelompok orang Kristen dari Roma dan membawa permata serta barang-barang berharga.
Tujuan kami adalah untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada khalifah kaum Muslimin; jika dia mampu menjawab pertanyaan kami,
kami akan memberikan semua hadiah berharga ini kepadanya untuk dibagikan di antara kaum Muslimin. Namun, jika dia tidak dapat menjawab pertanyaan kami,
kami akan meninggalkan tempat ini dan kembali ke negeri kami.”
Abu Bakar berkata: “Ajukan pertanyaanmu!”
Pendeta berkata: “Kamu harus memberiku surat jaminan keamanan agar aku dapat mengajukan pertanyaanku dengan bebas.”
Abu Bakar berkata: “Kamu aman;
maka ajukan pertanyaanmu.”
Pendeta itu mengajukan tiga pertanyaannya:
❶ “Apa sesuatu yang bukan milik Allah?”
❷ “Apa sesuatu yang tidak ada di sisi Allah?”
❸ “Apa sesuatu yang tidak diketahui Allah?”
Setelah berpikir lama, Abu Bakar berkata: “Aku harus meminta bantuan Umar.” Lalu dia mengirim utusan untuk memanggil Umar, dan pendeta itu mengajukan pertanyaannya.
Umar, yang tidak mampu menjawab, kemudian mengirim utusan untuk memanggil Utsman, dan Utsman juga terkejut dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Jamaah berkata:
“Pertanyaan macam apa yang kamu ajukan?
Allah memiliki segala sesuatu dan mengetahui segala sesuatu.”
Pendeta itu menjadi putus asa dan berniat kembali ke Roma. Abu Bakar berkata: “Wahai musuh Allah,
seandainya aku tidak berjanji untuk memberimu keamanan, aku pasti akan menumpahkan darahmu ke tanah ini.”
Salman Al-Farisi, yang menyaksikan kejadian itu, dengan cepat menemui Amirul Mukminin Imam Ali As.
Dia menceritakan kejadian itu dan meminta Imam untuk segera datang ke sana.
Maka Imam Ali As bersama kedua putranya, Imam Hasan As dan Imam Husain As, datang di tengah-tengah jamaah yang hadir dan disambut dengan hormat serta takbir.
Abu Bakar berkata kepada Pendeta:
“Orang yang kamu cari telah datang;
maka ajukan pertanyaan apa pun yang kamu miliki kepada Ali As!”
Pendeta itu menghadap Imam Ali As dan bertanya: “Siapa namamu?”
Amirul Mukminin bersabda:
“Namaku di kalangan Yahudi adalah ‘Iliya’, di kalangan Kristen ‘Ilya’, di sisi ayahku ‘Ali’, dan di sisi ibuku ‘Haidar’.”
Maka rahib itu berkata:
“Apa hubunganmu dengan Nabi Muhammad saw?”
Amirul Mukminin bersabda:
“Beliau adalah saudaraku, sepupuku, dan juga mertuaku.”
Maka Pendeta itu berkata:
“Demi Isa bin Maryam, engkaulah yang kumaksud dan yang kucari.”
Maka jawablah pertanyaanku.
Dan dia mengajukan pertanyaannya lagi.
Imam Ali As menjawab:
فإن الله تعالی أحد لیس له صاحبة و لا ولدا؛
فلیس من الله ظلم لأحد؛
و فإن الله لا یعلم شریکا فی الملک”
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Esa, tidak memiliki istri dan tidak pula anak;
Maka tidak ada kezaliman dari Allah kepada seorang pun;
Dan sesungguhnya Allah tidak mengetahui adanya sekutu dalam kerajaan-Nya.”
“Apa yang tidak dimiliki Allah adalah istri dan anak;
Apa yang tidak ada di sisi Allah adalah kezaliman;
Dan apa yang tidak diketahui Allah adalah
sekutu dan tandingan bagi-Nya.”
Maka, setelah mendengar jawaban-jawaban pendeta itu memeluk Imam Ali dan mencium di antara kedua matanya seraya berkata:
أشهد أن لا اله إلا الله و أن محمد رسول الله و أشهد أنک وصیه و خلیفته و أمین هذه الامة و معدن الحکمة”
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah wasi dan khalifahnya serta orang kepercayaan umat ini dan sumber hikmah.”
“Sesungguhnya namamu dalam Taurat adalah ‘Iliya’, dalam Injil ‘Ilya’, dalam Al-Qur’an ‘Ali’, dan dalam kitab-kitab sebelumnya ‘Haidar’;
maka sesungguhnya engkau adalah khalifah Nabi yang benar.” Kemudian dia menyerahkan semua hadiah kepada Amirul Mukminin Imam Ali As,
dan Imam di tempat itu juga membagikan harta tersebut di antara kaum Muslimin.
*Nabi Muhammad saw bersabda*:
“*Barang siapa menyebarkan keutamaan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As,
maka selama masih ada bekas dari tulisan itu,
malaikat Allah akan memohon ampunan untuknya*.”
Sumber: Kitab Al-Ihtijaj karya Almarhum Thabarsi
*صباح الخير*
*اللهم صل على محمد وال محمد*
*Selamat Pagi*
(Red/N)