Polemik Sampah Berserakan Di Segitiga Emas Desa Saotengnga Kec. Sinjai Tengah

Polemik Sampah Berserakan Di Segitiga Emas Desa Saotengnga Kec. Sinjai Tengah

Sinjai, Trustmedia.id– Desa merupakan lingkungan hidup yang di tempati oleh sebagian masyarakat Indonesia. Desa identik dengan lingkungannya yang masih alami, sejuk dan warga masyarakatnya yang selalu ramah tamah kesemua orang yang ada di desa. Tetapi masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kebersihan lingkungan yang baik jika ingin sehat dan bahagia. Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau. Lingkungan yang sehat dan bersih juga harus bebas dari virus, bakteri dan berbagai penyakit.

Namun masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi berkepanjangan di masyarakat. Bahkan masalah tentang kebersihan lingkungan selalu meningkat setiap tahun. Masalah yang ada di Desa yaitu kesadaran dan partisipasi masyarakat yang masih rendah akan kebersihan lingkungan, dan pengetahuan masyarakat yang masih rendah dalam hal pengelolaan lingkungan. Dampak dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan akan sangat terasa.

Dimana di titik Segitiga Emas Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai merupakan titik induk lalu lalangnya pengendara roda empat dan roda dua dari berbagai daerah yang akan ke arah bulukumba – gowa, nampak secara kasat mata semua orang melihat bahwa sampah berserakan dan menjadi pemandangan sangat tidak elok di pandang. Terlebih efek yang ditimbulkan dari sampah tersebut, sangat dirasakan oleh warga yang lalu lalang utamanya warga sekitar.

Adalah hal yang lazim dan sudah diketahui semua orang bahwa dalam menjaga kebersihan, yang harus kita lakukan dimulai dari diri sendiri hingga kepada pemimpinnya dengan memberi contoh baik kepada masyarakatnya, bagaimana menjaga kebersihan lingkungan. Dengan melibatkan tokoh masyarakat, kepala dusun, RT, RW, semua elemen masyarakat.

Dalam menata roda pemerintahan desa, menjadi suatu harapan besar oleh lapisan masyarakat yang menginginkan suatu perubahan secara berkala yang tentunya juga menjadi tujuan dari visi misi Kepala Desa terpilih bagaimana menata dan mengelola pemerintahan desa yang ditopang dengan kucuran anggaran dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

Menata dan mengelola tata pemerintahan di desa, kepala desa tentunya membutuhkan dukungan dan partisipasi dari semua elemen masyarakat termasuk organ dan kelembagaan yang ada di desa seperti TP-PKK, LPM, BKB, KIM, Pokja Desa Sehat dan tim perumus perencanaan kegiatan program kerja 6 tahun kedepan.

Tidak salah dan memang menjadi suatu kewajiban bahwa kelembagaan di desa itu penting. Elemen desa yang akan membantu kepala desa dalam menjalankan roda pemerintahan desa. Tapi apalah artinya semua itu, kalau serakan sampah yang setiap hari kita lewati – pergi pulang. yang notabene berkumpul dan bermufakat membicarakan Pembangunan Desa Ke depan, membicarakan Demi Rakyat/Masyarakat tapi di depan sarana pendidikan SMP, MTs, MA Manimpahoi Desa Saotengnga Kecamatan Sinjai Tengah tempat generasi penerus yang setiap hari menimba ilmu dan pengetahuan. Datang dan Pulang disuguhi Pemandangan Sampah Yang Berserakan.

Dengan terbentuknya semua kelembagaan desa ini, tentu menjadi harapan kepala desa bagaimana menjadi stakeholder dalam membantu kepala desa menjalankan program pemerintah dan diselaraskan dengan apa yang menjadi Visi-Misinya. Namun dalam hal ini, Adakah Perhatian dan Kepedulian dari semua Pihak terkait hanya dengan sekedar Melihat dan Lalu lalang dengan masalah Sampah tersebut ?.

Satu hal yang mungkin kita semua tidak menyadari didepan mata dan disekeliling kita, Sampah yang kita anggap barang tidak berarti namun Sadar atau Tidak Sadar Sampah ini akan membawa malapetaka besar bagi kelangsungan anak cucu kita. Kita semua telah di NINA BOBOKKAN dengan EUFORIA.

Solusi untuk mengatasi sampah ini salah satunya adalah menciptakan ekosistem pengumpulan sampah oleh masyarakat yang dapat diintegrasikan dengan bank sampah yang ada. Ini juga tidak cukup, karena persoalan penanganan sampah tidak semudah dengan membalikkan telapak tangan. Perlu dukungan dari semua pihak. Sebagaimana yang disarankan A. Syahrir,” Seharusnya di titik segitiga emas ini disiapkan sarana tempat sampah agar sampah tidak berserakan kemana-mana yang dapat mengganggu pemandangan,”Ungkapnya yang juga selaku ketua RT 06.

Ditambahkan, “Betul ada namanya Bank Sampah, tapi kalau tidak ada dukungan dari semua pihak tidak bisa juga berjalan, apalagi kalau tidak ada dukungan operasional, bagaimana pengelolanya bisa bergerak, tidak mungkin itu sampah yang berserakan bisa jalan ke Bank Sampah, semua itu butuh proses,”Kuncinya.

Sementara Ibu Jumriah selaku Kaur Perencanaan Desa Saotengnga yang dihubungi lewat WhatsApp mengatakan, “Nanti dikoordinasikan dengan pengurus Pokja Desa Sehat yang telah dibentuk,” responnya. (Red/Sirman M.)