Pringsewu, Trustmedia.id– Pimpinan Majelis Ngaji Sholawat (Ngasho) Gus Sihab berbicara terkait peran pemuda terhadap pembangunan di Kabupaten Pringsewu. Mulanya, Gus Sihab menceritakan awal mula dirinya mendirikan Majelis Ngasho bersama Al Habib Utsman bin Salim Al Jufri.
Gus Sihab mengaku majelis yang dipimpinnya lebih kurang dihadiri 1.000 peserta dari rutinan mingguan majelis. Dalam majelis dibacakan Kitab Simtudh Dhuror sebagai sentuhan hati dan akal agar mengenal lebih jauh sosok termulia Nabi Muhammad SAW.
Gus Sihab lantas memaparkan pendapatnya terkait Kabupaten Pringsewu. Menurutnya, sejak terbentuknya sebagai daerah otonom yang mandiri, Pringsewu saat ini tercatat sebagai kabupaten terkecil sekaligus terpadat di Provinsi Lampung.
“Kenyataan ini menjadi kabar baik bagi saya yang begitu yakin dan penuh optimis pada masa mendatang bahwa Pringsewu akan mampu menuju kabupaten yang maju, mandiri dan sejahtera melalui semangat gotong-royong dan dukungan penuh dari masyarakat disetiap segmentasinya,” ujarnya, Kamis (30/5/2024).
Agar tidak terkesan hanya sebatas kerangka retoris belaka, dirinya menggambarkan kondisi Pringsewu secara real dari berbagai sektor. Mulai dari sektor transportasi, pendidikan, olahraga hingga pelayanan kesehatan.
Dirinya lantas memaparkan peran penting yang harus dilakukan oleh kaum pemuda terhadap Kabupaten Pringsewu. Menurutnya, pemuda merupakan agen
perubahan (agent of change) yang bisa merespond segala kemajuan ditengah kehidupan yang serba digitalistik.
“Pada intinya, generasi muda perlu tampil dipentas politik. Selain lebih produktif mereka memiliki gagasan yang jauh lebih segar (bila terus upgrading) terlebih regenerasi adalah sebuah keniscayaan. Wayahe Cah Nom Tampil (saatnya yang muda tampil kedepan),” ujarnya.
Sebagai tokoh muda NU, dirinya berpesan kepada anak – anak muda di Pringsewu. Menurutnya, narasi sejarah mencatat tidak ada perubahan besar untuk kemajuan daerah terlebih suatu bangsa tanpa peran dan sumbangsih para pemuda.
Pemuda harus mempunyai visi, misi dan peran strategis demi menunjang beberapa tahun mendatang agar pembangunan daerah dapat berlari lebih cepat. Strategi paling ampuh adalah dengan membangun kesadaran publik tentang semangat gotong royong lintas sektor dan penguatan relasi antar generasi.
“Sebagai kalimat penutup, kami ingin mengingatkan kembali akan pentingnya peran pemuda sebagaimana yang telah disampaikan oleh Presiden Soekarno “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”, ujarnya.(Red/Yus)