QULTUM OLEH USTAD NURSALIM Pengaruh Pertemanan dalam Pembentukan Diri

QULTUM OLEH USTAD NURSALIM  Pengaruh Pertemanan dalam Pembentukan Diri

*Pengaruh Pertemanan dalam Pembentukan Diri*

Tulang bawang trust media.id

الإمام عليّ عليه السلام:
أَلصّاحِبُ كَالرُّقْعَةِ فِى الثَّوبِ فَاتَّخِذْهُ مُشاكِلاً.

[غررالحكم ج1 ص379]

Imam Ali alaihissalam bersabda: “Teman itu seperti tambalan pada pakaian, maka pilihlah yang serasi (dengannya).”

(Ghurar al-Hikam, jilid 1, halaman 379)

Maknanya: Sahabat atau teman dekat sangat memengaruhi keadaanmu, sebagaimana tambalan yang bisa memperbaiki atau merusak keindahan pakaian tergantung pada kesesuaiannya. Maka hendaklah engkau memilih teman yang cocok dengan ideologi, nilai, dan karaktermu.

1. Syarah Lahiriah Teks

Imam menggunakan perumpamaan konkret:
Pakaian adalah penutup dan pelindung badan, simbol kepribadian lahiriah.
Tambalan (الرقعة) digunakan untuk menutup lubang, sobekan, atau memperkuat bagian yang lemah, seperti teman yang hadir untuk melengkapi atau menolong.
Maksudnya, sebagaimana kita tidak menambal pakaian dengan warna atau bahan yang bertentangan (agar tidak tampak buruk atau janggal), demikian pula teman harus sejalan dalam nilai, adab, dan karakter. Jika tidak serasi, akan menimbulkan celaan dan disharmoni.

2. Syarah Filosofis (Hikmah Nazhariyyah)

Dalam filsafat, khususnya filsafat moral dan sosial, manusia adalah makhluk madani (bermasyarakat secara fitrah).
Sahabat berperan dalam pembentukan malakah jiwa.

Dalam teori ta’atstsur wat ta’tsīr (pengaruh dan dipengaruhi), jiwa manusia menyerap warna dari yang dekat dengannya.
Maka dari itu, karena jiwa bersifat potensial (qūwwah) dan bisa dipengaruhi secara aktif oleh lingkungan, maka memilih teman yang memiliki keselarasan rasional, etis, dan spiritual akan menyeimbangkan dan memperbaiki bentuk jiwa.

3. Syarah ‘Irfani (Tasawuf dan Hakikat)

Dalam Irfan, hubungan antar manusia bukan sekadar sosial, tapi pertemuan nurani dan maqam ruhani.
Seorang sahabat adalah cermin ruh; dia bisa memantulkan atau menutup cahaya hatimu.
Bila seseorang berteman dengan orang yang lebih rendah maqamnya, ia bisa terseret turun dari maqam. Bila bersahabat dengan orang suci dan bercahaya, ia akan naik maqam dan terbakar dalam mahabbah Ilahi.
Maka dari itu, teman itu madkhal (jalan masuk) kepada Tuhan atau hijab dari Tuhan. Maka pilihlah sahabat yang ruhnya menyambung ke Hak SWT.

4. Syarah Takziyah (Penyucian Nafs )

Dalam jalur penyucian, jiwa yang sedang disucikan harus dijauhkan dari pengaruh buruk.
Teman yang buruk adalah seperti racun yang diteteskan ke dalam air jernih.
Oleh karena itu, teman yang buruk seperti tambalan (tempelan) kotor pada pakaian putih. Ia menghambat tafakkur, menggoda kepada dunia, menanamkan ria’, hasad, ghurur, dan lalai dari akhirat.
Sebaliknya, teman yang baik membangkitkan semangat ibadah, zikir, dan muraqabah.

5. Syarah Realitas Kehidupan (Waqi‘ al-Hayah)

Dalam kehidupan sehari-hari, teman mencerminkan siapa kita (“Katakan padaku siapa temanmu, akan kukatakan siapa kamu.”)
Banyak orang rusak bukan karena jahat, tapi karena berteman dengan yang salah.
Contoh: Pemuda yang awalnya saleh, berubah karena lingkaran teman yang menyukai maksiat.
Seorang wanita menjadi lebih kokoh imannya karena berteman dengan wanita-wanita zuhud dan penuh ilmu.

Dengan demikian, kita harus hati-hati dengan siapa kita bergaul. Kehidupan adalah pakaian kita, jangan tambal dengan apa pun yang membuatnya tampak buruk di mata Allah SWT.
semoga bermanfaat
اللهم صل علي محمد وال محمد وعجل فراجهم وارحمنابهم (Pimred )