Kisah Pilu 2 Anak Yatim Piatu di Desa Saotengnga

0
196

Sulawesi Selatan, Trustmedia.id– Inilah kisah kehidupan yang dialami 2 bersaudara yang ditinggal orang tuanya. Kesehariannya, hari demi hari, bulan ke bulan tahun berlalu Ardi dan Rezki tidak pernah terdengar dan bahkan merasakan dan memperlihatkan rasa kesedihannya dikala mereka asyik bermain petak- umpat.

Jika keduanya asyik bermain di luar tiba-tiba terdengar suara yang menandakan sang ayah sudah terbangun ke duanya bergegas dan berlarian masuk menengok sang ayah. Untuk melanjutkan permainannya mereka sepakat bermain di depan tempat tidur sang ayah, bermainlah. mereka sesekali diselingi candaan sambil ketawa sang ayah juga terkadang ikut tertawa menyaksikan ke 2 buah hatinya.

Kita semua yang telah mengetahui akan kisah ke 2 anak ini, yang sudah di tinggal orang tuanya. Pasti merasakan dan tidak bisa membayangkan bagaimana keberlanjutan hidup ke 2 anak yatim piatu ini.

Tahun 2022 lalu, Pemerintah Desa Saotengnga mengusulkan beberapa Kepala Keluarga untuk mendapatkan bantuan perbaikan rumah dari program dana aspirasi anggota Dewan Perwakilan Pusat (DPR RI). Termasuk kepala keluarga ini. Tahun 2023 bantuan tersebut terealisasi, Untuk Desa Saotengnga lolos mendapatkan sebanyak 8 unit masing- masing dusun dapat 2 unit. Di Dusun Tarangkeke salah satunya adalah Raju (74). Orang tua dari Ardi dan Rezki. Karena pertimbangan Raju yang sakit-sakitan maka dianggap tidak mampu mengerjakan penyelesaian perbaikan rumahnya sampai deadline waktu yang telah ditentukan. Sehingga bantuan tersebut di alihkan ke kepala keluarga lain yaitu Saldi.

Ironisnya bantuan dana perbaikan rumah yang sebesar 20. jt tersebut di kembalikan dengan alasan Saldi tidak memenuhi syarat, padahal Saldi yang mengetahui dirinya mendapat bantuan tersebut sudah menjual sapinya untuk dibelikan batu gunung buat persiapan pembangunan pondasi.

Raju (74) tahun menanggung 2 orang anak yang masih usia sekolah dengan kondisi rumah yang tidak layak huni, semestinya bantuan perbaikan rumah yang didapatkannya tetap direalisasikan dan seyogyanya pemerintah desa di tingkat Dusun, RW, RT mencarikan solusi bagaimana caranya supaya perbaikan rumah Raju tetap dilanjutkan agar anak-anak yang ditinggalkan dapat hidup dan menempati rumah yang layak.
Akibat tidak adanya koordinasi yang bisa mencari solusi dalam melihat situasi dan kebijakan akhirnya menambah beban ke 2 anak yatim piatu ini.

Sepeninggal sang ayah, Ardi dan Rezki numpang tidur di rumah saudara lain ibu, Rabasia yang berstatus janda dan juga menanggung 2 orang anak. Rasyid suami Rabasia meninggal beberapa tahun lalu karena meminum racun serangga akibat halusinasi yang selalu menghantuinya.

Rabasia yang ditemui di rumahnya beberapa hari lalu, bercerita tentang kondisi dan keadaan yang dialami ke 2 adiknya bahwa,” sejak meninggal orang tua, saya ajak tinggal di rumah ini, sekalian bermain dan menemani keponakannya. Tapi pagi dia ke rumahnya main seharian nanti malam baru kesini lagi,”Cerita, Rabasia dengan mata yang berkaca-kaca seolah tak sanggup menahan kesedihannya.

Tiba-tiba teringat akan bantuan perbaikan rumah yang pernah dijanjikan tapi tidak dibangun karena pertimbangan kesehatan dan kesanggupan menyelesaikan sampai batas waktu yang telah di tentukan.

Rabasia menyampaikan dan memohon kepada pemerintah agar bagaimana caranya supaya bantuan perbaikan rumah diusahakan kembali supaya mereka bisa menempati rumah yang layak sambil menyambung kehidupannya. (Red/011)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini