Oleh Aliman Oemar
Wartawan Utama.
Ini cerita sederhana, bahkan menjadi remeh-temeh ketika kita melihatnya dari sisi Obrolan atau chat.
Tapi, tanpa sadar kita telah masuk ruang publik dan kita dituntut untuk berlaku adab.
Saya jadi teringat ketika dulu masih meningkat remaja, orang tua mengatakan “ADAB ITU DIATAS ILMU”.
Baru sekarang kemudian Penulis menyadari ditengah dunia yang semakin canggih bahkan digital tehnologi sudah hampir menguasai seluruh ornamen kehidupan.
Kenapa ini coba saya tulis, semata mata untuk kita saling memahami, menghargai siapapun orang itu.
Wartawan adalah orang bebas, wartawan bebas menulis apa yang Ia lihat dan Ia dengar berdasarkan hati nurani, kode etik dan UU Pers.
Wartawan tidak memiliki kategori status sosial yang pasti, pagi Ia bisa ngobrol dengan abang becak, siang Ia bisa makan bersama para pejabat, sore Ia bisa bincang-bincang dengan pemuka agama dan malam Ia juga “bisa” berada di cafe, diskotik dan Bar.
Setiap hari Ia menyapa publik dengan informasi, tak peduli Informasi yang disajikan itu diapresiasi atau dicaci, untuk memenuhi kewajibannya terhadap publik, wartawan memberikan informasi berdasarkan kebenaran yang diyakininya benar dan check and richek, terkadang risiko nyawa tanpa Ia sadari mengancam dirinya dan keluarganya.
Saat itu, penulis sedang melakukan chek and richek pemberitaan yang diangkat oleh Wartawannya.
Entah tidak faham atau mungkin terlanjur memandang wartawan hanya “Entahlah apa dalam benaknya”.
Dia mungkin salah satu yang diberikan Allah kemuliaan Jabatan Dunia, menjadi Seorang Kepala Bidang di satuan kerja yang digeluti sehari-hari.
Saat konfirmasi via chat Whaatshap, sepatutnya sebagaimana Penulis diajarkan dalam Kode Etik Jurnalistik, Penulis kemudian bertanya Izin Bapak,”
Penulis : Ass.wr.wb . Izin , agar tidak salah dalam Penulisan nama dan Jabatan . Mohon di.
Share Nama lengkap , gelar dan Jabatan . Tabik Pun 🙏
[29/5 08.38]
FAISAL DIKDAS METRO:
Untuk apa pak?
[29/5 08.39] FAISAL DIKDAS METRO: Saya lg diklat pak, tdk dlm penugasan.
Penulis : Unt berita tanggapan
[29/5 08.42] Penulis : Saya hanya menjalankan KEJ saja koq
[29/5 08.43] Penulis : Kepentingan kami adalah nara sumber , siapa dan apa . DUM
[29/5 09.03] Penulis : Tapi , dirasa tidak penting jg gpp koq . Mari saling menghormati saja . Wassalam
Dari sepenggal cerita yang dialami Penulis, bahwa menjadi Wartawan
Sungguh profesi yang amat agung, dimana seorang wartawan berperan besar dalam seluruh aspek kehidupan, sejarah mencatat, kemerdekaan Indonesia dikumandangkan ke seantero dunia melalui media oleh seorang wartawan.
Al-quranul karim, Al – hadist pun hasil daripada kegigihan para wartawan (para sahabat Nabi) didalam mencatatkan wahyu dari ILLAHI yang turun kepada para Nabi dan mencatatkan hadist yang disampaikan Rasulullah kepada umatnya kala itu.
Begitu penting peran wartawan dalam sendi – sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, namun mengapa kini wartawan dibungkam dengan pasal 310,311,UU ITE, dan upaya paksa mempidanakan wartawan dengan cara – cara yang sangat bertentangan dengan UU Pers dan KIP bahkan HAM.
Wartawan tak perlu dibungkam, wartawan tak perlu dipidana, wartawan itu hanya butuh dibina dan diawasi dengan profesional dan menjadikan UU Pers sebagai satu – satunya alat mengontrol, mengawasi kebebasan Pers di negeri ini.
Wartawan bukan untuk ditakuti, wartawan bukan untuk dibasmi, wartawan penentu masa dapan sebuah bangsa dan kemajuan sebuah negara serta pertahanan negara.
Wahai para pejabat, jangan engkau takut kepada wartawan, jangan engkau takut pada kami yang mengemban tugas social control Bangsa bahkan Dunia.
Intimidasi adalah salah satu bentuk penindasan yang dilakukan untuk menakut-nakuti orang lain. Bentuk intimidasi bisa berupa ancaman hingga gertakan yang sering membuat seseorang dalam bahaya. Intimidasi bisa terjadi di berbagai tempat dan kepada siapa saja. Tujuan intimidasi adalah untuk membuat seseorang merasa gusar, gelisah, dan takut. Intimidasi memiliki berbagai bentuk, tetapi sangat mudah dikenali. Pasalnya, saat melakukan intimidasi, seseorang berusaha mengendalikan pikiran orang lain.
Ciri-Ciri Intimidasi
Intimidasi adalah suatu perilaku yang berbahaya. Intimidasi memiliki beberapa ciri-ciri yang mudah dikenali. Adapun beberapa ciri-ciri intimidasi, yaitu.
1. Berperilaku Agresif
Ciri-ciri intimidasi yang pertama adalah berperilaku agresif. Ketika seseorang berusaha membuat orang lain merasa takut dan gelisah, maka akan muncul sikap agresif. Pasalnya, sikap agresif bisa membuat seseorang merasa tertekan dan takut, sehingga korban akan lebih mudah dipengaruhi.
2. Membuat Orang dalam Bahaya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, intimidasi bertujuan untuk membuat orang dalam keadaan bahaya dan ketakutan. Mereka cenderung melakukan penindasan melalui kata-kata untuk mengancam korban agar merasa takut.
3. Menimbulkan Kerugian Psikis
Ciri-ciri intimidasi berikutnya adalah membuat korban mengalami kerugian secara psikis bagi korban. Pasalnya, gertakan yang diberikan oleh seseorang yang mengintimidasi bisa menimbulkan korban memiliki trauma. Di sisi lain, trauma berkepanjangan bisa menimbulkan seseorang memiliki gangguan mental. Oleh sebab itu, sebaiknya saat merasa tertekan, luapkan perasaan dengan bercerita kepada orang terdekat.
4. Bisa Dilakukan Di Manapun
Ciri-ciri intimidasi yang terakhir adalah bisa dilakukan di mana saja. Seseorang bisa mengintimidasi orang lain secara langsung atau melalui media sosial. Bahkan, saat ini media sosial menjadi wadah bagi intimidator karena lebih mudah dalam mengintimidasi seseorang.
[Tulisanku bukan untuk meresahkanmu].
Tulisan di dapat dari berbagai sumber Ilmu, baik tulisan dan tanggapan.
TABIK PUN …
Bandar Lampung Mei 29 2024 .