TrustMedia.id -BANDAR LAMPUNG – Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) 2020 memasuki tahap penilaian juri nasional terhadap 30 besar karya film sineas muda yang lolos penilaian juri kurasi tahap pertama.
Ketua Pelaksana FFMI 2020, Doni Andrianto Basuki, S.Kom., M.T.I., mengatakan setelah pelaksanaan spesial screening, karya film sineas muda menjalani penilaian oleh juri nasional. “Ketiga juri Ario Rubbik (sutradara), Greg Arya (editor), dan Om Benny Kadarhariarto (sinematograper) menilai 30 besar yang lolos,” ungkapnya.
Penilaian, lanjut Doni, dilakukan mulai 25 – 27 November 2020 sesuai tahapan FFMI 2020 Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) dan IIB Darmajaya. “FFMI Award 2020 akan memperebutkan tujuh kategori diantaranya juara pertama film fiksi pendek FFMI 2020 hingga ketiga. Lalu, juara harapan pertama film fiksi pendek hingga ketiga. Kemudian, juara film fiksi pendek favorit FFMI 2020 dan pemenang mendapatkan Piala Kemendikbud RI,” ujarnya.
Beragam, Menarik dan Optimis Juri nasional FFMI 2020, Greg Arya mengatakan film yang ditontonnya sangat beragam dan ceritanya menarik. ”Keragaman ini menjadi satu nilai lebih bahwa semangat dan kreativitas tidak pernah surut. Film-film ini akan menjadi monumen penting pada kondisi sekarang ini. Semoga para sineas muda ini konsisten untuk berproses dan terus berkarya demi memberikan warna pada perfilman di Indonesia. Maju Terus Film Indonesia,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ario Rubbik yang bangga atas karya sineas muda Indonesia. “Setelah menonton dan menilai 30 film pendek yang telah lolos kurasi di FFMI 2020, ada rasa bangga dan optimis bahwasanya film Indonesia tidak akan pernah mati dan akan selalu muncul sineas-sineas muda berbakat baru dari seluruh penjuru Indonesia,” ungkapnya.
Ditengah situasi pandemi ini, lanjut Sutradara ini, tidak menyurutkan semangat sineas muda untuk tetap berkarya. “Buat saya, itu sangat luar biasa membanggakan. Tentu tidak mudah berkarya di tengah situasi pandemi ini, namun melihat hasil karya dari para sineas muda ini saya optimis dan yakin film Indonesia tidak akan pernah mati,” tutupnya.
30 besar film tersebut yakni Ayo Dolan, Sedia, Rise & Shine, Ayah, Picayo, Murti, Distraksi, DUA ARAH, Kenang, Senandikawan, LOG, Dalam Jaringan, Gerhana Mengejar Cinta, #NEWNORMAL, dan Karsa.
Kemudian, Ruang, Penyesalan, Lara Suaka, Kepepet, Binar, Our Sunday, Mimih, PJJ Pembelajaran Jarak (tak) Jauh, Mbak Ayu, dan Menjemput Ibu , Serdadu Kecil, Sobian (Berdoa), Bahagiaku datang dari atas, Selamat makan, dan Maria Ado E.(*)